Monday, September 22, 2008
Ketulusan Hati Yang Kosong
"setia waktuku"
Agungnya hatimu wahai kau sobatku
Di antara seribu hati
Ialah anugrah yang tercipta di dunia
Wahai kau pemilik hati yang mulia
Indah hatimu menjadi sebuah pelagiat dalam hidup
Rangkaian kata yang terucap selalu beri sejuta kebaikan
Apa adanya itulah dirimu
Setiap kau pertahankan rasa ketulusanmu untuk memberi
Telah kau korbankan hingga kau rela jatuhkan dirimu demi
Orang yang kau banggakan hingga kau bangun dan terjatuh lagi
Naungan hatimu kau beriakan dengan tulus untuk dirinya
Objek sang pencipta yang ku bangga.....sahabat
Agungnya hatimu wahai kau sobatku
Di antara seribu hati
Ialah anugrah yang tercipta di dunia
Wahai kau pemilik hati yang mulia
Indah hatimu menjadi sebuah pelagiat dalam hidup
Rangkaian kata yang terucap selalu beri sejuta kebaikan
Apa adanya itulah dirimu
Setiap kau pertahankan rasa ketulusanmu untuk memberi
Telah kau korbankan hingga kau rela jatuhkan dirimu demi
Orang yang kau banggakan hingga kau bangun dan terjatuh lagi
Naungan hatimu kau beriakan dengan tulus untuk dirinya
Objek sang pencipta yang ku bangga.....sahabat
Sahabat
"setia waktuku"
Keluh kasah pada diri kita
Kadang tak pernah redam hanya dengan satu hati
Diriku mengerti betapa berarti dirinya buat hidupku
Dalam setiap langkah mengarungi cita dan rasaku
Kaulah sahabat sahabatku yang terbaik
Kau menghampiriku ketika seluruh dunia menjauh
Dan bukan menghampiri jika kau sedang butuh
Karena ku tahu sahabat itu seperti tangan dan mata
Saat tangan terluka mata menangis
Dan saat mata menangis tangan akan menghapusnya
Kau yang selalu mengerti akan keadaanku
Tak pernah memandang diriku lemah
Dan tek pernah memandang susahnya tentangku
Kau yang kubanggakan wahai sahabat
Tanpa dirimu aku terpuruk di dunia
Dan kesepian akan ramainya dalam keindahan dunia
Keluh kasah pada diri kita
Kadang tak pernah redam hanya dengan satu hati
Diriku mengerti betapa berarti dirinya buat hidupku
Dalam setiap langkah mengarungi cita dan rasaku
Kaulah sahabat sahabatku yang terbaik
Kau menghampiriku ketika seluruh dunia menjauh
Dan bukan menghampiri jika kau sedang butuh
Karena ku tahu sahabat itu seperti tangan dan mata
Saat tangan terluka mata menangis
Dan saat mata menangis tangan akan menghapusnya
Kau yang selalu mengerti akan keadaanku
Tak pernah memandang diriku lemah
Dan tek pernah memandang susahnya tentangku
Kau yang kubanggakan wahai sahabat
Tanpa dirimu aku terpuruk di dunia
Dan kesepian akan ramainya dalam keindahan dunia
Air Mata Cinta
"setia waktuku"
Sejak aku rasakan ku kehilangan cintamu
Kosong hati ini tanpa ada yang mengisinya
Kutahu aku tidak hanya sendirian
Dan kusadar semuanya mengalir apa adanya
tapi ku selalu lemah berjalan tanpa cintamu
Hingga kutakbisa berkata, ada cinta lagi
Membuatku buta akan segala rasa
Diriku kesepian akan kehangatan sang hawa
Tak kuasa kutahan jerit tangis air mata
Yang kurasa selalu ada dalam pikiran dan kenangan
Yang terkadang kumerasakan cinta penuh air mata
Ku telah mengatasnamakan cinta
Dan yang kukira tetes air mata adalah cinta
Diapun sangat menyayangiku di waktu dulu
Dan menyiramku dengan kesejukan air saat hatiku kering
Sayang kau pergi dariku karena demi kebaikan kita
Akupun mengerti kehilanganmu adalah ujian buatku
Dan cinta seperti inilah yang kucari
Sejati dan murni dari hati
Walau saat ini ku harus kehilangan dirinya
Ku akan berusaha mencari dari kekosongan hati ini
Untuk menggantikanmu di hati ini
Dengan berharap bisa mendapat seperti cintamu padaku
Dan cintaku padamu
Sedari hati...kuungkapkan semua..
Lewat untaian kata..
Walau kau pergi dari hati ini kuingin
Kelak yang kunanti, hati lain bisa hidupkan kembali
Dan meramaikan kembali kekosongan hati in
Sejak aku rasakan ku kehilangan cintamu
Kosong hati ini tanpa ada yang mengisinya
Kutahu aku tidak hanya sendirian
Dan kusadar semuanya mengalir apa adanya
tapi ku selalu lemah berjalan tanpa cintamu
Hingga kutakbisa berkata, ada cinta lagi
Membuatku buta akan segala rasa
Diriku kesepian akan kehangatan sang hawa
Tak kuasa kutahan jerit tangis air mata
Yang kurasa selalu ada dalam pikiran dan kenangan
Yang terkadang kumerasakan cinta penuh air mata
Ku telah mengatasnamakan cinta
Dan yang kukira tetes air mata adalah cinta
Diapun sangat menyayangiku di waktu dulu
Dan menyiramku dengan kesejukan air saat hatiku kering
Sayang kau pergi dariku karena demi kebaikan kita
Akupun mengerti kehilanganmu adalah ujian buatku
Dan cinta seperti inilah yang kucari
Sejati dan murni dari hati
Walau saat ini ku harus kehilangan dirinya
Ku akan berusaha mencari dari kekosongan hati ini
Untuk menggantikanmu di hati ini
Dengan berharap bisa mendapat seperti cintamu padaku
Dan cintaku padamu
Sedari hati...kuungkapkan semua..
Lewat untaian kata..
Walau kau pergi dari hati ini kuingin
Kelak yang kunanti, hati lain bisa hidupkan kembali
Dan meramaikan kembali kekosongan hati in
Kisah Cintaku
"setia waktuku"
Dalam kesunyian malam
Dalam kesendirian jiwa
Betapa butuhnya hidup ini akan dirimu kasih
Untuk menyongsong diriku di terangnya siang
Yang menyilaukan
Masa silam yang berjuta makna indah...
Buatku mengerti akan cinta
Yang selalu ada sudut indahnya
Ada pula sudut yang susah dimengerti akan
Kasih dan sayang...
Rasa dan kehilangan...
Semuanya membaur seiring waktu aku kehilanganmu
Kini hanyalah kenangan bersamamu
Mungkinkah waktu kan terulang
Tantang cinta kita berdua yang indah kita jalani dulu
Sungguh ku hanya menyayangimu dan mencintaimu
kau akan selalu terkenang dalam sedalamnya samudra
Di hati ini hingga akhir masa
Ku sadar kau telah pergi bersamanya
Masa-masa silam yang penuh dengan keindahan cinta
Keindahan dalam kenangan bersama
Tapi hanya satu yang tetap sama..
Tercipta dari masa dulu hingga sekarang...
Terkasihkulah, Cinta yang selama ini kurasakan
Terjalin indah, berakhir dengan kenangan indah
Dan kisah itulah yang paling bermakna
Dalam kisah cinta suciku dan kasih sayang tulusku
Dalam kesunyian malam
Dalam kesendirian jiwa
Betapa butuhnya hidup ini akan dirimu kasih
Untuk menyongsong diriku di terangnya siang
Yang menyilaukan
Masa silam yang berjuta makna indah...
Buatku mengerti akan cinta
Yang selalu ada sudut indahnya
Ada pula sudut yang susah dimengerti akan
Kasih dan sayang...
Rasa dan kehilangan...
Semuanya membaur seiring waktu aku kehilanganmu
Kini hanyalah kenangan bersamamu
Mungkinkah waktu kan terulang
Tantang cinta kita berdua yang indah kita jalani dulu
Sungguh ku hanya menyayangimu dan mencintaimu
kau akan selalu terkenang dalam sedalamnya samudra
Di hati ini hingga akhir masa
Ku sadar kau telah pergi bersamanya
Masa-masa silam yang penuh dengan keindahan cinta
Keindahan dalam kenangan bersama
Tapi hanya satu yang tetap sama..
Tercipta dari masa dulu hingga sekarang...
Terkasihkulah, Cinta yang selama ini kurasakan
Terjalin indah, berakhir dengan kenangan indah
Dan kisah itulah yang paling bermakna
Dalam kisah cinta suciku dan kasih sayang tulusku
Menduakan Hati
"setia waktuku"
Bahagiaku bersamanya sampai detik ini
Masih memikirkanya
Tapi entah mengapa
Ada hawa indah
Yang mulai merasuk dalam pikiranku
Sesungguhnya tidak ingin terus memikirkanya
Ingin ku anggap angin lalu
Tapi entah mengapa
Di saat ia hilang
Dan di saat itulah dia hadir di hadapanku
Walau ku sadari sudah ada hawa
yang telah lama singgah di lubuk hatiku
Di satu sisi hatiku
Tapi satu hal
Aku tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi
Bahagiaku bersamanya sampai detik ini
Masih memikirkanya
Tapi entah mengapa
Ada hawa indah
Yang mulai merasuk dalam pikiranku
Sesungguhnya tidak ingin terus memikirkanya
Ingin ku anggap angin lalu
Tapi entah mengapa
Di saat ia hilang
Dan di saat itulah dia hadir di hadapanku
Walau ku sadari sudah ada hawa
yang telah lama singgah di lubuk hatiku
Di satu sisi hatiku
Tapi satu hal
Aku tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi
Cinta Terbalaskan Murka
"setia waktuku"
Tak kusangka hariku penuh kesedihan
Tak lepas dari cinta yang kutangisi
Karena tak pernah terbalas dengan indah
Kau tolak cinta dengan tetesan madu pahit
Kau maki diriku dengan kata kasarmu
Tak pantas untukmu wahai insan yang cantik
Pernahkah kau berfikir tentangmu sendiri?
Kau cantik tapi tak secantik parasmu
Apakah kau jual kecantikanmu dengan segenggam harta???
Kau terbungkam dalam pertanyaanku
Apa sebenarnya yang kau banggakan wahai insan sesama???
Kita memang berbeda kecuali dalam cinta
Takan bermakna ucapanmu itu di depanku
Diriku sekarang tahu tentang asli jiwamu
Kau yang cantik dan selalu membahana di mata semua orang
Tapi kau buruk di setiap sendi kelakuanmu dan parasmu
Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu
Dan cintalah yang kusamapaikan padamu
Tapi kau tak mengindahkan bahkan murka di hadapanku
Kuterima semua katamu
Dan kusimpan selalu kata itu
Sebagai kenangan bahwa ku salah mencintai terkasihku
Terimakasih wahai insan yang ku kagumi
Tak kusangka hariku penuh kesedihan
Tak lepas dari cinta yang kutangisi
Karena tak pernah terbalas dengan indah
Kau tolak cinta dengan tetesan madu pahit
Kau maki diriku dengan kata kasarmu
Tak pantas untukmu wahai insan yang cantik
Pernahkah kau berfikir tentangmu sendiri?
Kau cantik tapi tak secantik parasmu
Apakah kau jual kecantikanmu dengan segenggam harta???
Kau terbungkam dalam pertanyaanku
Apa sebenarnya yang kau banggakan wahai insan sesama???
Kita memang berbeda kecuali dalam cinta
Takan bermakna ucapanmu itu di depanku
Diriku sekarang tahu tentang asli jiwamu
Kau yang cantik dan selalu membahana di mata semua orang
Tapi kau buruk di setiap sendi kelakuanmu dan parasmu
Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu
Dan cintalah yang kusamapaikan padamu
Tapi kau tak mengindahkan bahkan murka di hadapanku
Kuterima semua katamu
Dan kusimpan selalu kata itu
Sebagai kenangan bahwa ku salah mencintai terkasihku
Terimakasih wahai insan yang ku kagumi
Cinta Hanya Karena Hartanya
"setia waktuku"
Ku tak berdaya hari ini
Pertama ku duduk kembali di kursi belajarku
Di kelilingi banyak teman yang berbagi
Aku hanya bisa terdiam memandang wajah angkuhmu
Kau tak sebaik yang kukira
Dari sekian banyak teman kaulah paling ku kanal
Dulu adalah suatu kebanggaan bisa mengenalmu
Dan suatu penghormatan bisa bercakap denganmu
Hingga ku merambah dalam satu hal cinta
Kuberanikan untuk ungkap padamu
karena ku yakin bila suatu cinta tulus
Pastilah takan pernah di balas oleh tusukan batin
Dan saat berdebar hati ini pun tiba
tapi....
Tak ada kata indah yang terucap dari mulutmu
Dan ku yakin semua terucap dari dalam hatimu
Ku bertanya pada langit yang biru indah
Benarkah cinta selalu memandang pada harta???
Langin menampakan mendungnya
Tabda bahwasana semua adalah benar
Kau tega menyemburkan api di depanku
Hingga ku hangus terbakar oleh kesombonganmu
Tak ku kira dirimu cantik
hanya luarnya saja kau cantik
Dalam hatimu tak lebih bagai umpan penuh dusta
Yang setiap waktu bisa kau ucap
Untuk orang tak bermakna sepertiku
Yang hanya punya ciinta tulus
Dan tak punya kubah harta sesat
Diriku hanya pasrah dalam doa iklasku
Oh...Tuhan sang pencipta
Ku mohon padamu jauhkanlah cinta ini
Pada insan seperti dia
Ku tak berdaya hari ini
Pertama ku duduk kembali di kursi belajarku
Di kelilingi banyak teman yang berbagi
Aku hanya bisa terdiam memandang wajah angkuhmu
Kau tak sebaik yang kukira
Dari sekian banyak teman kaulah paling ku kanal
Dulu adalah suatu kebanggaan bisa mengenalmu
Dan suatu penghormatan bisa bercakap denganmu
Hingga ku merambah dalam satu hal cinta
Kuberanikan untuk ungkap padamu
karena ku yakin bila suatu cinta tulus
Pastilah takan pernah di balas oleh tusukan batin
Dan saat berdebar hati ini pun tiba
tapi....
Tak ada kata indah yang terucap dari mulutmu
Dan ku yakin semua terucap dari dalam hatimu
Ku bertanya pada langit yang biru indah
Benarkah cinta selalu memandang pada harta???
Langin menampakan mendungnya
Tabda bahwasana semua adalah benar
Kau tega menyemburkan api di depanku
Hingga ku hangus terbakar oleh kesombonganmu
Tak ku kira dirimu cantik
hanya luarnya saja kau cantik
Dalam hatimu tak lebih bagai umpan penuh dusta
Yang setiap waktu bisa kau ucap
Untuk orang tak bermakna sepertiku
Yang hanya punya ciinta tulus
Dan tak punya kubah harta sesat
Diriku hanya pasrah dalam doa iklasku
Oh...Tuhan sang pencipta
Ku mohon padamu jauhkanlah cinta ini
Pada insan seperti dia
Kembali Berpuisi ( Keacuhanmu )
"setia waktuku"
Hari ini ku kembali berpuisi
Diamana hari yang telah lama ku tunggu
Dan kutunggu pula kabar indah dari merpati
Yang senantiasa selalu kirim kabar untukku
Tak kusangka hari yang ku kira indah
Berubah bagai letusan berapi
Entah apa dulu yang pernah ku perbuat
Hingga kau menganggap itu adalah kesalahan
Dan hari pertama ketemu dari sekian waktu yang terpisah
Kau mengacuhkan begitu saja
Dan merpatiku pulang saat ku tlah di rumah
Untuk menyampaikan kabar
Yang ternyata berisi surat darinya
merpatipun tak sempat untuk bercerita
Karena tahu bila ku mendengar ini
Aku akan sakit dan lemas tak berdaya
Kau tulis dalam goresan pena di atas kertas putih
Sebuah kata tak menggembirakan
Kau salahkanku dan kau curahkan semua kekesalanmu
dalam bait yang masih terhubung dengan api kesalahan
Kau mengacuhkanku karena itu
Dan ku mengerti
Aku bukanlah terbaik untukmu
Kusadari diriku adalah yang biasa di antara biasa
Kau katakan juga dalam surat
Ku tak pantas mencintaimu
Sungguh sakit hati ini
Dan lebih sakit dari tusukan tombak berapi
Ternyata cinta tak memandang hati
Tapi kau nilai hartalah yang memandang cinta
Hari ini ku kembali berpuisi
Diamana hari yang telah lama ku tunggu
Dan kutunggu pula kabar indah dari merpati
Yang senantiasa selalu kirim kabar untukku
Tak kusangka hari yang ku kira indah
Berubah bagai letusan berapi
Entah apa dulu yang pernah ku perbuat
Hingga kau menganggap itu adalah kesalahan
Dan hari pertama ketemu dari sekian waktu yang terpisah
Kau mengacuhkan begitu saja
Dan merpatiku pulang saat ku tlah di rumah
Untuk menyampaikan kabar
Yang ternyata berisi surat darinya
merpatipun tak sempat untuk bercerita
Karena tahu bila ku mendengar ini
Aku akan sakit dan lemas tak berdaya
Kau tulis dalam goresan pena di atas kertas putih
Sebuah kata tak menggembirakan
Kau salahkanku dan kau curahkan semua kekesalanmu
dalam bait yang masih terhubung dengan api kesalahan
Kau mengacuhkanku karena itu
Dan ku mengerti
Aku bukanlah terbaik untukmu
Kusadari diriku adalah yang biasa di antara biasa
Kau katakan juga dalam surat
Ku tak pantas mencintaimu
Sungguh sakit hati ini
Dan lebih sakit dari tusukan tombak berapi
Ternyata cinta tak memandang hati
Tapi kau nilai hartalah yang memandang cinta
Subscribe to:
Posts (Atom)